Jumat, 31 Oktober 2014

Perang Bharatayuda Part V

Sebagai lanjutan dari postingan sebelumnya,,,

V. Pertarungan hari kelima belas
Drona masih menjadi panglima perang kurawa dan pandawa dipanglimai oleh Drestadyumna. Pada hari ini Krishna memerintahkan Pandawa untuk membunuh Drona. Namun pandawa menolaknya, dikarenakan ia hanya bisa dibunuh jika anaknya Ashwattama terbunuh. Krishna pun memberi ide kepada Pandawa. Bima disuruh untuk membunuh gajah yang bernama Ashwattama, dan jika Guru Drona bertanya kepada Yudistira tentang kematian anaknya apakah benar atau tidak, Yudistira harus menjawab benar. Namun Yudistira yang dikenal sebagai orang yang jujur, menolaknya. Tapi Krishna memberi tahu Yudistira jika Drona mengatakan apakah Ashwattama telah mati? Yudistira harus menjawab ia. Namun jika Drona mengatakan apakah anakku Ashwattama telah mati? Yudistira boleh menjawab tidak. Siasat itu langsung dilaksanakan. Bima membunuh gajah yang bernama Ashwattama, dan berteriak "Ashwattama telah mati". Hal itu diketahui oleh Drona. Drona pun bertanya kepada muridnya yang jujur, Yudistira. Dia bertanya apakah Ashwattama telah mati. Maka Yudistira pun mengiyakannya. Hal itu langsung membuat dirinya lemas, dia langsung duduk dan siap dibunuh oleh Drestadyumna. Drestadyumna yang sejak lama mengincar Drona tidak menyiakan kesempatan ini. Ia langsung memenggal kepala Drona. Dan kepalanya menggelinding ke anaknya. Pertarungan hari ini melanggar peraturan yaitu perang ini sampai kepada malam hari. Bima memanggil anaknya Gatotkaca. Dengan demikian Pandawa mendapat tambahan pasukan dari para Raksaksa. Gatotkaca membunuh pasukan Kurawa, dan ia pun mengincar Duryudana. Saat dia menemukan Duryudana ia langsung memegangnya dan hampir ia meremasnya. Duryudana meminta Raja Karna untuk mengeluarkan senjata dari Dewa Indra yaitu Vishavasakti atau Kunta. Sebenarnya ia menolaknya namun karena ia telah bersumpah untuk menjaga Duryudana ia melakukannya. Segera ia memasang senjata Kuntanya dan langsung mengenai tubuh dari Gatotkaca. Gatotkaca pun mulai merasa lemas dan tidak lama lagi ajal akan menemuinya. Tapi sebelum ia meninggal ia berpikir untuk membunuh pasukan kurawa terakhir kalinya. Ia pun menjatuhkan badannya kepasukan kurawa dan akhirnya ia pun kembali dari tubuh nya yang raksaksa. Pandawa bersedih atas kematiaanya kecuali Krishna. Ia tersenyum karena Karna telah mengeluarkan senjata dewanya, yang padahal untuk membunuh Arjuna. Dengan hal ini nyawa Arjuna terselamatkan.

W. Pertarungan hari keenambelas.
Setelah kematian Drona, Karna diangkat menjadi panglima perang Hastinapura. Di Pandawa masih dipegang Drestadyumna. Dalam pertempuran ini terjadi duel yang menarik dimana Karna menantang Arjuna. Sebenarnya Karna mampu untuk membunuh Arjuna namun matahari telah terbenam. Di lain sisi Krishna mengingatkan Bima kepada sumpahnya untuk membunuh Dursasana. Ia pun langsung mengincar Dursasana namun ia terhadang oleh pasukan Aksauhini. Namun ia telah melihat dimana Dursasana berada. Dursasana yang tahu dirinya telah terancam ia meminta bantuan kepada pamannya Sangkuni namun ia tidak bisa, dikarenakan sedang bertarung dengan Sadewa sementara kakaknya sedang bertarung menghadapi Yudistira dan Nakula. Pasukan Aksauhini kewalahan menghadang Bima. Dengan cepat Bima melemparkan gadanya kearah Dursasana, dan Dursasana pun terjatuh. Segera ia melakukan tindakan yang dilakukan Dursasana kepada Drupadi. Setelah ia melakukannya. Krishna mengkodekan memegang tangan dan itu dipahami Bima. Ia mencabut tangan Dursasana. Dan ia membelah dada Dursasana. Seketika itu ia memanggil Drupadi ketengah medan pertempuran untuk membuktikan janjinya. Drupadi yang telah bersumpah untuk tidak mengepang rambutnya sebelum keramas dengan darah Dursasana akhirnya terwujud. Ia melumuri rambutnya dengan darah Dursasana. Duryudana, Sangkuni, dan Karna hanya bisa diam akan hal itu. Bima pun berkata pada Duryudana jika setelah ini ia akan membunuhmu. Duryudana pun bersedih atas kematian adiknya dan ditenangkan oleh Resi Kripa dan Ashwattama.
















X. Pertempuran hari ketujuhbelas
Duryudana memerintahkan Karna untuk membunuh Arjuna sebagai obat penawar rasa sedihnya. Raja Salya pun diminta menjadi kusir Karna. Dia berangkat dan segera menantang Arjuna. Selepasnya ia bertemu Arjuna ia langsung mengajak untuk bertarung. Pertarungan dahsyat tak terelakan, karena keduanya adalah pemanah terbaik didunia. Sangkuni mengusulkan Karna untuk meminta ular Taksaka hadir dan membunuh Arjuna. Segera Karna meminta ular Taksaka dan memasangnya di busurnya. Ia membidik panahnya kekepala Arjuna namun Salya meminta Karna untuk membidik Jantungnya. Karna yang keras kepala akhirnya membidik kepala Arjuna, namun saat ia memasang ular Taksaka itu telah diketahui lebih dulu oleh Krishna. Saat panah itu dilepaskan ia menginjak kereta perangnya dan Arjuna pun oleng. Berkat Krishna lah nyawa Arjuna dapat diselamatkan untuk kedua kalinya. Pasalnya bidikkan dari Karna meleset, panah itu akhirnya mengenai seorang pasukannya. Krishna memutar balik keretanya dan membawa pergi Arjuna. Karna membuntutinya dari belakang dan berkata kepada Arjuna untuk jangan lari, hadapilah Karna. Arjuna pun meminta Krishna untuk jangan lari dari pertarungan namun Krishna ternyata membuat siasat untuk membunuh Karna. Ia berdoa kepada dewa tanah untuk menahan roda kereta Karna. Kereta Karna akhirnya terbenam dilumpur dan ia mencoba untuk melepaskannya. Tiba tiba terdengar suara guntur yang artinya kutukan Karna telah terjadi. Ia dikutuk oleh gurunya Parasurama jika nanti berhadapan dengan musuh yang tangguh kereta kudanya akan terbenam. Krishna memutar balik keretanya kearah Karna. Ia meminta Arjuna untuk membunuh Karna. Namun Arjuna menolak karena Darma peperangan harus ditegakan. Ia berkata kepada Arjuna bahwa Karna telah melecehkan Drupadi, membuangmu kepengasingan, Dan membantai anak Arjuna. Segera ia memasang Panah pasupatrasnya. Kutukan Karna untuk kedua kalinya terjadi yaitu ia lupa semua mantra anak panahnya. Dan seketika itu Arjuna langsung melesatkan anak panahnya dan mengenai leher Karna. Ibu Kunti langsung mencari Karna sambil mengucapkan kata anakku. Hal itu membuat kaget para Pandawa. Kunti akhirnya menerangkan bahwa Karna adalah kakak tertua dari Pandawa. Pandawa menyesalkan perbuatan ibunya yang telah menyembunyikan rahasianya dari anak-anaknya. Pandawa pun akhirnya meminta doa kepada kakaknya Karna, untuk memberikan doa kemenangan kepada adik adiknya.









Sekian postingan ini,,akan dilanjutkan pertemuan yang akan datang,,,Sekian Trima kasih,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar