Jumat, 07 November 2014

Biografi Karna

Karna adalah anak Dari Kunthi dengan restu Dewa Surya. Ia terlahir dengan jiwa yang sangat kuat, karena telah di anugrahi oleh Dewa Surya yaitu sepasang anting dan sebuah rompi baja yang hanya bisa dihancurkan oleh Cakra Sudarsana milik Dewa Wisnu sendiri. Didalam hidupnya ia selalu mendapatkan kebohongan. Karna yang masih bayi dihanyutkan oleh Kunthi ke sungai Gangga. Lalu ia mengalir dan akhirnya sampai kepada suami istri yang bernama Adirata seorang kusir kerajaan dengan Radha. Ia diasuh oleh keduanya seperti anak sendiri dengan kasih sayang. Karna kecil mulai berlatih dalam seni memanah, dan panahnya telah dianugrahi kecepatan oleh Dewa Surya sendiri. Saat Pandu pulang ke Hastina dengan membawa istrinya Kunthi. Mendengar itu Karna menyambutnya dengan melesatkan anak panahnya ke sungai dan terbanglah bungai teratai dan menjatuhi rombongan Pandu. Pandu terkesan dengan hal itu, ia mengundang pemanah tadi untuk mendapatkan hadiah karena telah menyambut Raja dengan baik. Karna pun datang dan pertemuan pertama kali ia dengan ibunya, Kunthi. Namun Adirata marah kepada anaknya itu. Ia memerintahkan Karna untuk melepaskan senjatanya, dan Karna pun kecewa atas keputusan ayahnya. Saat ia dewasa, ia menghadiri acara balap kereta kuda dan keahlian memanah yang diselenggarakan oleh Bisma di Hastinapura. Saat itu kereta Karna terperosok dikubangan dan ia segera menariknya. Saat menariknya ia mengeluarkan rompi bajanya. Bisma kaget melihatnya karena rompi baja itu hanya milik dari Dewa Surya. Dan akhirnya Karna yang memenangkan pertandingan. Saat Pandawa dan Kurawa berlatih pada guru Drona, ia datang untuk berlatih juga. Namun guru Drona menolaknya karena perguruannya hanya untuk kasta Ksatria bukan untuk keturunan Sutha (anak kusir). Karna kecewa akan keputusan guru Drona dan menjanjikan suatu saat nanti ia akan mengalahkan murid-muridnya. Setelah itu ia pergi ke guru dari guru Drona, Begawan Parashurama. Namun Begawan hanya menerima murid dari kasta Brahmana. Karna pun berbohong kepada Begawan bahwa ia adalah kasta Brahmana padahal ia kasta Sutha. Karna mendapatkan perlatihan keras dari gurunya tentang keahlian bertempur dan juga memanah. Saat Karna mulai dewasa ia mengucapkan terima kasih kepada gurunya. Ia pun mengabdikan untuk terakhir kalinya kepada Begawan. Ia menyuruh Begawan tidur dengan disandarkan pada paha Karna sambil ia mengipasinya. Begawan Parashurama puas akan pelayanan muridnya. Namun tiba tiba ada serangga yang masuk ke paha Karna dan menggigitnya sampai Karna berdarah. Namun Karna menahan rasa sakitnya. Aliran darah itu sampai ke telinga gurunya. Gurunya pun kaget akan hal itu dan marah kepada Karna. Ia marah karena Karna telah berbohong kepada dirinya. Jika Karna mampu menahan rasa sakitnya itu ia berarti bukan kasta Brahmana melainkan kasta Ksatria. Ia pun mengutuk Karna dengan tiga kutukan. Pertama, saat ia berhadapan dengan musuh yang tangguh roda keretanya akan terperosok dan tidak bisa diangkat kembali. Kedua, saat keretanya tidak bisa diangkat kembali, ia akan gugup dan lupa semua mantra panahnya.  Dan ketiga, ia akan mati dengan lesatan anak panah dari musuhnya yang tangguh. Musuhnya yang tangguh tersebut bernama Arjuna. Saat Hastina mengadakan duel satu lawan satu untuk penerus tahta Hastina antara Kurawa dengan Pandawa, Karna datang dan menontonnya. Dan hasil duel itu dimenangkan Arjuna yang membekukan Duryudana. Saat itu guru Drona mengatakan bahwa Arjuna adalah pemanah terbaik didunia. Karna pun marah dan melesatkan panahnya ke arah Duryudana dan akhirnya ia terlepas. Karna pun menantang duel Arjuna namun dilarang oleh Resi Kripa karena Ksatria harus melawan Ksatria juga bukan dengan Sutha. Saat itu Duryudana menjadikan Karna sebagai Raja dari Angga. Ia pun akhirnya melawan Arjuna. Pertempuran dari dua pemanah terbaik pun sangat dahsyat. Namun Arjuna yang lebih cepat dari Karna berhasil melesatkan anak panahnya ke tubuh Karna. Namun Karna mengeluarkan rompi bajanya dan patahlah anak panah tersebut. Pertandingan pun seri. Karna sebenarnya memiliki sifat kebenaran namun ia terikat sumpah kepada dengan orang yang jahat yaitu Duryudana atas imbalan dirinya karena telah dijadikan sebagai Raja Angga. Salah satu kesalahannya ia yaitu ia ikut menghina Drupadi di Hastinpura. Saat hari pertama sebelum perang, Kunthi datang memberi tahu Karna bahwa ia adlah putranya. Ia sudah tau itu dari Krishna. Ia pun berjanji kepada Kunthi bahwa Pandawa akan tetap berlima. Ia hanya akan membunuh Arjuna atau pun dirinya yang harus mati, sehingga hanya ada satu pemanah terbaik didunia. Saat hari kedua sebelum perang Dewa Indra datang kepada Karna dengan maksud Karna melepaskan rompi dan anting bajanya. Hal itu dikarenakan Dewa Indra untuk melindungi anaknya, Arjuna. Karna pun melepaskan anting dan rompi bajanya. Dewa Indra pun memberikan senjata Vishavasakti atau Kuntha miliknya yang hanya bisa digunakan satu kali saja. Ia tampil pada peperangan saat hari ke 11. Saat hari 17 ia mendapatkan kutukannya. Ia dibunuh oleh Arjuna dalam duel memanah. Kunthi berlari mencari Karna sambil mengucapkan kata "Anakku". Lalu ia memberi tahu Pandawa bahwa Karna adalah kakak tertua dari Pandawa. Pandawa pun akhirnya meminta doa kepada kakaknya dan kakaknya pun memberikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar